Tafsir Al Hijr Ayat 51-77

Ayat 51-60: Kisah tamu Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yang terdiri dari malaikat dan pemberitahuan mereka terhadap pembinasaan kaum Luth.

وَنَبِّئْهُمْ عَنْ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ (٥١)

51. Dan kabarkanlah (Muhammad) kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim [Karena pada kisah tersebut terdapat pelajaran dan teladan, terlebih yang dikisahkan adalah tentang kekasih Allah yaitu Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yang kita diperintahkan untuk mengikuti agamanya. Tamu-tamu itu adalah para malaikat Allah, termasuk di antaranya malaikat Jibril ‘alaihis salam].

إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلامًا قَالَ إِنَّا مِنْكُمْ وَجِلُونَ (٥٢)

52. Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan, “Salaam.” Dia (Ibrahim) berkata [Ketika Beliau menghidangkan makanan untuk mereka, namun mereka tidak makan. Hal ini menunjukkan, bahwa para malaikat tidak makan dan tidak minum], “Kami benar-benar merasa takut kepadamu.”

قَالُوا لا تَوْجَلْ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلامٍ عَلِيمٍ (٥٣)

53. Mereka berkata, “Janganlah engkau merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang pandai [Yang dimaksud dengan seorang anak laki-laki yang alim di sini adalah Ishak ‘alaihis salam].”

قَالَ أَبَشَّرْتُمُونِي عَلَى أَنْ مَسَّنِيَ الْكِبَرُ فَبِمَ تُبَشِّرُونَ (٥٤)

54. Dia (Ibrahim) berkata, “Benarkah kamu memberi kabar gembira kepadaku [dengan seorang anak] padahal usiaku telah lanjut, lalu (dengan cara) bagaimana kamu memberi kabar gembira (tersebut)[Sedangkan sebab-sebab untuk memperoleh anak tidak ada, istrinya mandul, sedangkan Nabi Ibrahim sendiri sudah sangat tua]?”

قَالُوا بَشَّرْنَاكَ بِالْحَقِّ فَلا تَكُنْ مِنَ الْقَانِطِينَ (٥٥)

55. Mereka menjawab, “Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar [Karena Allah ‘Azza wa Jalla Mahakuasa atas segala sesuatu. Terlebih yang mendapat kabar gembira ini adalah ahlul bait yang mendapat rahmat Allah dan berkah-Nya, sehingga tidak perlu merasa aneh terhadap karunia Allah dan ihsan-Nya kepadanya], maka janganlah engkau termasuk orang yang berputus asa [Yaitu orang-orang yang menganggap tidak mungkin adanya kebaikan. Oleh karena itu, tetaplah kamu mengharap karunia Allah dan ihsan-Nya].”

قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلا الضَّالُّونَ (٥٦)

56. Dia (Ibrahim) berkata, “Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat [Yaitu orang-orang yang tidak mengenal Tuhannya dan tidak mengetahui sempurnanya kekuasaan-Nya. Adapun orang yang diberi nikmat oleh Allah dengan hidayah dan ilmu, maka tidak akan berputus asa].” 

قَالَ فَمَا خَطْبُكُمْ أَيُّهَا الْمُرْسَلُونَ (٥٧)

57. [Ketika mereka memberitahukan berita gembira itu, maka Ibrahim tahu bahwa mereka adalah utusan Allah yang diutus untuk urusan yang penting]Dia (Ibrahim) berkata, “Apakah urusanmu yang penting, wahai para utusan?”

قَالُوا إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمٍ مُجْرِمِينَ (٥٨)

58. Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa[Yakni kaum Luth untuk membinasakan mereka],

إِلا آلَ لُوطٍ إِنَّا لَمُنَجُّوهُمْ أَجْمَعِينَ (٥٩)

59. Kecuali para pengikut Lut. Sesungguhnya kami pasti menyelamatkan mereka semuanya[karena keimanan mereka],

إِلا امْرَأَتَهُ قَدَّرْنَا إِنَّهَا لَمِنَ الْغَابِرِينَ (٦٠

60. Kecuali istrinya, kami telah menentukan, bahwa dia termasuk orang yang tertinggal (bersama orang kafir lainnya)[Maka Ibrahim berdialog cukup lama dengan para malaikat, hingga akhirnya mereka meminta Ibrahim agar dialog tidak dilanjutkan, mereka berkata, “Wahai Ibrahim, tinggalkanlah soal jawab ini, sesungguhnya telah datang ketetapan Tuhanmu, dan Sesungguhnya mereka itu akan didatangi azab yang tidak dapat ditolak.” (Terj. Huud: 76) Mereka pun kemudian pergi.].”

Ayat 61-77: Nabi Luth ‘alaihis salam dengan para tamunya dan kisah Beliau bersama kaumnya.

فَلَمَّا جَاءَ آلَ لُوطٍ الْمُرْسَلُونَ (٦١)

61. Maka ketika utusan itu datang kepada para pengikut Luth,

قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ مُنْكَرُونَ (٦٢)

62. dia (Luth) berkata, “Sesungguhnya kamu orang yang tidak kami kenal.”

قَالُوا بَلْ جِئْنَاكَ بِمَا كَانُوا فِيهِ يَمْتَرُونَ (٦٣)

63. Para utusan menjawab, “Sebenarnya kami ini datang kepadamu membawa azab yang selalu mereka dustakan.

وَأَتَيْنَاكَ بِالْحَقِّ وَإِنَّا لَصَادِقُونَ (٦٤)

64. Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran[yakni bukan main-main atau bercanda] dan sungguh, kami orang yang benar[dalam perkataan kami].

فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِنَ اللَّيْلِ وَاتَّبِعْ أَدْبَارَهُمْ وَلا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ أَحَدٌ وَامْضُوا حَيْثُ تُؤْمَرُونَ (٦٥)

65. Maka pergilah kamu pada akhir malam beserta keluargamu[yakni ketika orang-orang sedang tidur, dan tidak ada seorang pun yang mengetahui kepergianmu], dan ikutilah mereka dari belakang[berjalanlah di belakang mereka]. Jangan ada di antara kamu yang menoleh ke belakang[ agar tidak melihat peristiwa dahsyat yang menimpa mereka] dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang diperintahkan kepadamu[yaitu Syam].”

وَقَضَيْنَا إِلَيْهِ ذَلِكَ الأمْرَ أَنَّ دَابِرَ هَؤُلاءِ مَقْطُوعٌ مُصْبِحِينَ (٦٦)

66. Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Lut) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis pada waktu subuh.

وَجَاءَ أَهْلُ الْمَدِينَةِ يَسْتَبْشِرُونَ (٦٧)

67. Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu itu[Kaum Luth ketika diberitahukan bahwa di rumah Luth terdapat beberapa orang pemuda yang ganteng -yang sebenarnya mereka adalah para malaikat-, mereka datang ke rumah Luth sambil bergembira atau satu sama lain saling memberitahukan kabar gembira karena hendak berbuat keji dengan mereka].

قَالَ إِنَّ هَؤُلاءِ ضَيْفِي فَلا تَفْضَحُونِ (٦٨)

68. Dia (Luth) berkata, “Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka jangan kamu mempermalukan aku,

وَاتَّقُوا اللَّهَ وَلا تُخْزُونِ (٦٩)

69. Dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina[karena keinginan kamu untuk berbuat keji dengan para tamuku].”

قَالُوا أَوَلَمْ نَنْهَكَ عَنِ الْعَالَمِينَ (٧٠)

70. Mereka berkata, “Bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia[mereka ingin berbuat homosexual dengan tamu-tamu itu dan pernah mengancam Luth, agar tidak menghalangi mereka dari berbuat demikian]?”

قَالَ هَؤُلاءِ بَنَاتِي إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ (٧١)

71. Dia (Luth) berkata[karena begitu beratnya beban batin yang Beliau alami], “Mereka itulah putri-putri(negeri)ku (nikahlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat.”

لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ (٧٢)

72. (Allah berfirman), “Demi umurmu[Orang Arab biasa bersumpah dengan umur seseorang. Di sini Allah bersumpah dengan umur atau kehidupan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memuliakan beliau. Namun perlu diketahui, bahwa bagi kita dilarang bersumpah dengan nama selain Allah Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللهِ فَقَدْ كَفَرَ اَوْ اَشْرَكَ

“Barang siapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah berbuat kufur atau syirk.” (HR. Tirmidzi dan ia menghasankannya)] (Muhammad), sungguh, mereka terombang-ambing dalam kemabukan (kesesatan)[mereka tidak peduli lagi dengan kritik dan celaan].”

فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُشْرِقِينَ (٧٣)

73. Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit,

فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ (٧٤)

74. maka Kami jungkirbalikkan (negeri) itu[Malaikat Jibril mengangkatnya ke langit, lalu menjatuhkannya dengan dibalik] dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras [yakni tanah yang dibakar dengan api].

إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِلْمُتَوَسِّمِينَ (٧٥)

75. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang memperhatikan tanda-tanda [yakni orang-orang yang berpikir, menimbang masalah, dan memiliki firasat, di mana mereka dapat memahami maksud yang diinginkan daripadanya, yaitu barang siapa yang berani berbuat maksiat, khususnya perbuatan keji ini, maka sesungguhnya Allah akan menimpakan hukuman yang sangat keras sebagaimana mereka berani melakukan perbuatan yang sangat keji],

وَإِنَّهَا لَبِسَبِيلٍ مُقِيمٍ (٧٦)

76. Dan sungguh, negeri [kota Sadom yang terletak dekat pantai laut Tengah] itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia) [yakni dilalui orang-orang Quraisy ketika pergi menuju Syam yang belum hilang bekas-bekasnya. Oleh karena itu, mengapa mereka tidak mengambil pelajaran].

إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِلْمُؤْمِنِينَ (٧٧

77. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang yang beriman [Di antara pelajaran yang dapat diambil dari kisah di atas adalah perhatian Allah Ta’ala kepada wali-Nya, dan bahwa Allah Subhaanahu wa Ta’aala apabila hendak membinasakan suatu negeri, kemaksiatan penduduknya semakin bertambah, dan jika sudah semakin parah, maka Allah Subhaanahu wa Ta’aala akan menurunkan hukuman-Nya].

Tinggalkan komentar