Tafsir Al Maidah Ayat 65-73

Ayat 65-66: Ajakan kepada Ahli Kitab untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta balasannya

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْكِتَابِ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَكَفَّرْنَا عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلأدْخَلْنَاهُمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِ (٦٥)

65.[Ayat di atas menunjukkan kepemurahan Allah, setelah membalas celaan dan lecehan mereka terhadap agama-Nya dan hamba-hamba-Nya yang mukmin dengan menyebutkan aib mereka dan perkataan mereka yang batil, Allah mengajak mereka bertobat, dan bahwa jika mereka beriman kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan masuk Islam dan bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menghapuskan kesalahan mereka meskipun telah terjadi apa yang telah terjadi, dan Dia akan memasukkan mereka ke dalam surga yang disenangi jiwa manusia dan sedap dipandang mata] Sekiranya Ahli Kitab itu beriman dan bertakwa, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan mereka dan mereka tentu Kami masukkan ke dalam surga-surga yang penuh kenikmatan.

وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ وَالإنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ مِنْ رَبِّهِمْ لأكَلُوا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ مِنْهُمْ أُمَّةٌ مُقْتَصِدَةٌ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ سَاءَ مَا يَعْمَلُونَ   (٦٦)

66. Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menegakkan (hukum) Taurat, Injil dan (Al Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya [Dengan mengamalkannya, termasuk di antaranya adalah beriman kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang memang diserukan oleh kitab Taurat dan Injil], niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka [Maksudnya Allah akan melimpahkan rahmat-Nya dari langit dengan menurunkan hujan dan memunculkan rahmat-Nya dari bumi dengan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang buahnya melimpah ruah atau melapangkan rezeki dan melimpahkannya dari semua arah]. Di antara mereka ada sekelompok yang jujur dan taat [Maksudnya orang yang berlaku jujur, lurus dan tidak menyimpang dari kebenaran, mereka ini adalah orang-orang yang beriman kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti Abdullah bin Salaam dan kawan-kawannya]. Dan banyak di antara mereka sangat buruk apa yang mereka kerjakan.

Ayat 67-69: Tugas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah menyampaikan, dan keimanan yang hakiki adalah mengikuti semua kitab yang diturunkan Allah Subhaanahu wa Ta’aala

يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ (٦٧)

67.[Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila singgah di suatu tempat, maka para sahabat memperhatikan pohon yang paling besar agar dijadikan tempat bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga Beliau berdiam di bawahnya, kemudian para sahabat menempati setelahnya di bawah naungan pohon. Ketika Beliau berada di bawah pohon dan menggantungkan pedangnya di sana, tiba-tiba ada seorang Arab baduwi yang mengambil pedang itu kemudian mendekati Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sedang tertidur, lalu ia membangunkannya dan berkata, “Wahai Muhammad! Siapakah yang dapat menghalangimu dariku?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Allah.”, maka Allah menurunkan ayat, “Yaa ayyuhar rasuulu balligh maa unzila ilaika…dst. ”] Wahai Rasul! Sampaikanlah (semua) apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu [Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan risalah-Nya dengan sempurna, berdakwah, memperingatkan dan memberi kabar gembira serta memberikan kemudahan, mengajarkan orang-orang yang tidak tahu sehingga menjadi ulama, menyampaikan risalahnya dengan sabda Beliau, perbuatan, tulisan (surat) dan pengiriman utusan. Oleh karena ini, tidak ada satu pun kebaikan kecuali Beliau telah menunjukkan kepada umatnya, dan tidak ada satu pun keburukan kecuali Beliau telah memperingatkan. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyampaikan semua yang dibutuhkan umatnya, baik yang terkait dengan Aqidah, ibadah, mu’amalah, adab maupun akhlak]. Jika tidak kamu lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti kamu tidak menyampaikan amanat-Nya [Karena menyembunyikan sebagiannya sama saja menyembunyikan seluruhnya]. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia [Sebelumnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dikawal, sampai turun ayat di atas. Setelah turun ayat di atas, Beliau bersabda kepada sahabatnya, “Pergilah kalian, karena sesungguhnya Allah telah memeliharaku.” (HR. Hakim), oleh karenanya tidak ada seorang pun yang dapat membunuh Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam]. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir [Orang-orang kafir, karena tidak ada yang mereka inginkan selain yang sesuai dengan hawa nafsu mereka, maka Allah tidak memberikan hidayah kepada mereka dan tidak memberi mereka taufik kepada kebaikan].

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَسْتُمْ عَلَى شَيْءٍ حَتَّى تُقِيمُوا التَّوْرَاةَ وَالإنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ طُغْيَانًا وَكُفْرًا فَلا تَأْسَ عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (٦٨)

68. Katakanlah, “Wahai Ahli Kitab! Kamu tidak dipandang beragama sedikit pun [Karena kamu tidak beriman kepada Al Qur’an dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, demikian juga tidak beriman kepada nabi kamu dan kitab kamu serta tidak berpegang kepada kebenaran dan tidak bersandar kepada suatu dasar pun] hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan Al Quran yang diturunkan Tuhanmu kepadamu.” Sesungguhnya apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu akan membuat banyak di antara mereka lebih durhaka dan lebih ingkar [Karena kekafiran mereka kepada Al Qur’an], maka janganlah kamu bersedih terhadap orang-orang yang kafir.

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالصَّابِئُونَ وَالنَّصَارَى مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ (٦٩)

69. [Pada ayat yang terdahulu telah diterangkan tentang perintah Allah kepada Rasulullah supaya menyampaikan kepada Ahlul-Kitab bahwa mereka tidak dapat disebut sebagai beragama dengan makna yang sebenarnya sehinggalah mereka mengamalkan Taurat, Injil dan Al-Quran, tetapi malangnya kebanyakan dari mereka semakin bertambah durhaka dan kafir. Selanjutnya diterangkan pula bahwa sekiranya mereka, bahkan siapapun orangnya, apabila mau beriman kepada Allah dan hari akhirat serta beramal shaleh maka mereka akan mendapatkan kebaikan berupa keamanan dan ketenangan jiwa] Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Sabiin dan orang-orang Nasrani, barang siapa beriman kepada Allah, kepada hari kemudian dan berbuat kebajikan, maka tidak ada rasa khawatir padanya dan mereka tidak bersedih hati. [Ayat ini merupakan janji Allah bagi orang-orang yang mau beriman, siapapun mereka; apabila mereka mau beriman dengan iman yang benar dan dibuktikan dengan perbuatan yang saleh maka Allah akan memberikan kesenangan hidup untuk mereka. Dalam ayat ini disebutkan 4 kelompok manusia, yaitu; orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shabiin dan orang-orang Nasrani. Orang-orang beriman disebutkan juga didalam ayat ini sebagai mendahului 3 kelompok yang berikutnya adalah untuk tidak disalah-fahami bahwa Allah memperakui kepercayaan 3 kelompok tersebut. Maksudnya, 3 kelompok tersebut apabila beriman kepada Allah, hari akhirat dan beramal shaleh seperti yang dilakukan oleh orang-orang beriman, maka semua mereka menjadi sama-sama berpeluang untuk mendapatkan janji Allah. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang mengaku sebagai pengikut nabi Musa tetapi mereka telah menyimpang dari ajarannya. Orang-orang Shabiin adalah orang-orang yang menyembah bintang atau malaikat, dan adapula yang berpendapat bahwa mereka adalah orang-orang yang masuk dan keluar agama. Dan orang-orang Nasrani pula adalah orang-orang yang mengaku sebagai pengikut nabi Isa tetapi mereka memilih kesesatan dan kemusyrikan.
Penyebutan 3 kelompok tersebut setelah kelompok orang-orang beriman didalam ayat ini adalah sebagai membujuk dan menarik mereka (at-targhiib) supaya beriman kepada Allah dengan iman yang benar dan sungguh-sungguh, siapapun dan bagaimanapun keadaan mereka sebelum mereka memeluk Islam. Meskipun kelompok orang-orang beriman disebutkan bersama dengan 3 kelompok tersebut tetapi dalam bentuk penyampaiannya berlaku pemisahan, yaitu Allah memisahkannya dengan penggunaan “ism maushul” (allaziina) pada orang-orang Yahudi yang sebenarnya boleh saja dengan menggunakan kata “al-yahuud” sehingga tidak menggunakan “ism maushul” lagi seperti yang digunakan kepada orang-orang Shabiin dan orang-orang Nasrani. Dan kata “Shabiuun” yang berkedudukan sebagai “marfu‟” dalam kaedah Bahasa Arab tidak mengikuti perkataan “orang-orang beriman” yang berkedudukan “manshub” disebabkan karena didahului oleh “inna”, padahal penyebutan setiap kelompok adalah dengan menggunakan “huruf waw „athaf” yang bermaksud mengumpulkan semua kelompok tersebut. Berarti dalam bentuk penyampaian ayat ini sangat memelihara pemisahan antara kelompok orang-orang beriman dengan orang-orang kafir. Setiap kelompok yang disebutkan didalam ayat ini apabila beriman dengan iman yang benar dan sungguh-sungguh maka mereka akan mendapatkan ketenangan hidup; orang-orang beriman hendaklah beriman dengan keimanan yang sebenar-benarnya dan tidak seperti keimanan orang-orang munafik yang berpura-pura, demikian pula orang-orang Yahudi, Shabiin dan Nasrani hendaklah beriman seperti keimanan orang-orang yang benar-benar beriman. Ketenangan hidup didalam ayat ini disebutkan dengan diangkatnya ketakutan dan kesedihan dari hati mereka; tidak takut kepada akhirat yang akan dijalani dan tidak sedih dengan apa yang berlaku selama ini].

Ayat 70-71: Kafirnya orang-orang Yahudi, pembunuhan yang mereka lakukan terhadap para nabi, dan pengingkaran mereka terhadap perjanjian

لَقَدْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَأَرْسَلْنَا إِلَيْهِمْ رُسُلا كُلَّمَا جَاءَهُمْ رَسُولٌ بِمَا لا تَهْوَى أَنْفُسُهُمْ فَرِيقًا كَذَّبُوا وَفَرِيقًا يَقْتُلُونَ (٧٠)

70. Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israil [Perjanjian itu adalah mereka beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya (lihat surat Al Ma’idah: 12)], dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul [Yang datang beriringan untuk membimbing mereka]. Tetapi setiap rasul datang kepada mereka dengan membawa apa yang yang tidak sesuai dengan keingininan mereka, (maka) sebagian (dari rasul itu) mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh [Seperti Nabi Zakariyya dan Nabi Yahya ‘alaihimas salam].

وَحَسِبُوا أَلا تَكُونَ فِتْنَةٌ فَعَمُوا وَصَمُّوا ثُمَّ تَابَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ ثُمَّ عَمُوا وَصَمُّوا كَثِيرٌ مِنْهُمْ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ (٧١)

71. Dan mereka mengira bahwa tidak akan terjadi bencana apa pun (terhadap mereka dengan membunuh nabi-nabi itu), karena itu mereka menjadi buta dan tuli, kemudian Allah menerima tobat mereka, lalu banyak di antara mereka buta dan tuli. Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan[Oleh karena itu, Dia akan memberikan balasan kepada mereka].

Ayat 72-73: Menerangkan tentang kafirnya orang-orang Nasrani ketika menuhankan Isa putera Maryam ‘alaihis salam

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ (٧٢)

72.[Ayat ini merupakan pernyataan tentang kafirnya orang-orang Nasrani] Sungguh, telah kafir orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itu dialah Al Masih putra Maryam.” Padahal Al Masih (sendiri) berkata, “Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu [Yang menunjukkan bahwa beliau adalah seorang hamba, bukan tuhan].” Sesungguhnya barang siapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu [Yang menyelamatkan mereka dari azab Allah atau menghindarkannya].

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (٧٣)

73. Sungguh, telah kafir orang-orang yang mengatakan bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga [Seperti yang diyakini oleh sebagian orang-orang Nasrani, bahwa tuhan itu tiga; Allah, Maryam dan Isa (trinitas). Mahasuci Allah dari keyakinan rusak ini], padahal tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih.

Tinggalkan komentar